Kamis, 22 September 2011

For The Rest Of my Life

I praise Allah for sending me you my love
You found me home and sail with me
And I`m here with you
Now let me let you know
You`ve opened my heart
I was always thinking that love was wrong
But everything was changed when you came along
OOOOO

And theres a couple words I want to say

Chorus:
For the rest of my life
I`ll be with you I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you.loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I…I`ll be there for you
I know that deep in my heart

I feel so blessed when I think of you
And I ask Allah to bless all we do
You`re my wife and my friend and my strength
And I pray we`re together in Jannah
Now I find myself so strong
Everything changed when you came along
OOOO
And theres a couple word I want to say

*Repeat Chorus
I know that deep in my heart now that you`re here
Infront of me I strongly feel love
And I have no doubt
And I`m singing loud that
I`ll love you eternally


Repeat Chorus I know that deep in my heart..


Aduuhhh.. Lagu ini so sweetnya..^^

Sabtu, 10 September 2011

Tradisi Lisan Betawi dalam Bens Radio*

oleh Fitri Apriliani Lestari*
0806466241

Dalam setengah abad ini, dunia mengalami perkembangan yang begitu pesat, bahkan telah mempengaruhi perubahan tata nilai dan struktur dalam masyarakat. Perkembangan pesat ini di satu sisi dapat membahayakan perkembangan kebudayaan Indonesia dan di sisi lain dapat memajukan kebudayaan Indonesia. Hal yang dapat membahayakan kebudayaan Indonesia atau kebudayaan nasional apabila seluruh pengaruh kebudayaan asing masuk tanpa adanya penyaringan. Akan tetapi, jika makin banyak orang Indonesia berpikir kritis untuk membentuk kebudayaan nasional yang hendak dikembangkan sejalan dengan perkembangan masyarakat Indonesia dan kemajuan zaman, arus globalisasi akan membawa dampak positif bagi kemajuan kebudayaan nasional.

Salah satu cara efektif untuk mempertahankan kebudayaan nasional di zaman globalisasi ini adalah membentuk wadah industri budaya dan industri kreatif. Industri budaya berfungsi untuk memberi kenyamanan berkaitan dengan emosi, ekspresi, dan mempunyai kecenderungan untuk menarik massa, sedangkan industri kreatif dapat mengembangkan kebutuhan dasar manusia yang mendambakan hiburan. Gabungan antara industri budaya dan industri kreatif harus dikemas dengan baik agar masyarakat dapat merasakan pengaruhnya, yaitu dengan menjadikan teknologi atau media elaktronik sebagai perantara antara sumber hiburan dan penikmat hiburan.

Radio adalah media yang mampu menstimulasi suara dan mengimajinaskan visualisasi faktual melalui kelisanan dan pendengaran. Selain itu, radio dapat menjadi unsur yang mempertahankan kebudayaan nasional. Sampai saat ini, radio yang cukup konsisten dalam mengembangkan kebudayaan nasional adalah Bens Radio. Kebudayaan yang diusung Bens Radio adalah budaya Betawi. Dalam perkembangannya, Bens Radio Jakarta terus berusaha mencoba beradaptasi dengan perubahan karakter pendengar, tuntutan zaman, dan percepatan teknologi, serta gaya hidup masyarakat Betawi dan masyarakat Jakarta pada umumnya. Terbukti program acaranya selalu dikemas dengan cara-cara kreatif yang berkaitan dengan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.

Bens Radio secara tidak langsung telah melestarikan dan mempertahankan kebudayaan tradisi lisan Betawi. Motto yang dipakai oleh Bens Radio, Betawi Punye Gaye Selera Siape Aje, adalah salah satu bukti keinginan yang besar untuk mempertahankan kebudayaan Betawi dalam masa penyiaran. Sapaan yang digunakan penyiar Bens Radio adalah bahasa Betawi, yaitu Abang, None, Ncang, Ncing, Nyak, Babeh. Hal ini pun menjadi nilai tambah Bens Radio dalam mempertahankan tradisi lisan Betawi.

Bens Radio sebagai media penyiaran swasta pasti juga memikirkan aspek komersial sehingga harus diakui semakin banyaknya penyiaran lagu pop disertai pengurangan kesenian Betawi. Pengelola Bens Radio pun menyadari arus globalisasi tidak dapat ditolak. Masyarakat harus membuka diri terhadap globalisasi agar dapat bersaing dan terus berkembang. Menurutnya, bahkan globalisasi harus diadopsi.

Salah satu hal yang miris bagi saya adalah penyiaran kesenian Betawi di Bens Radio hanya mendapatkan porsi 10% setiap minggunya. Menurut saya, hal ini terjadi karena Bens Radio menganggap kesenian Betawi yang umumnya diterima oleh masyarakat atau pendengar hanya kesenian atau lagu-lagu yang dibawakan oleh Benyamin S. (Alm.). Tentu saja hal ini masih bersifat wajar karena Benyamin S. adalah pendiri Bens Radio. Akan tetapi, ada satu keheranan saya, yaitu dengan terbatasnya porsi kesenian Betawi yang disiarkan, mengapa Bens Radio menempatkan penyiaran kesenian Betawi bukan pada waktu utama/Prime Time? Seharusnya Bens Radio menyiarkan format kesenian Betawi pada waktu utama, sedangkan sampai saat ini waktu utama sebagian besar diisi oleh lagu-lagu pop.




Rujukan:
Silalahi, Harry Tjan. 1993. “Pancasila sebagai Filter dan Dasar Budaya Indonesia”. Kongres Kebudayaan 1991: Warisan Budaya: Penyaringan dan Pemeliharaan I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


*Tulisan untuk tugas akhir semester (lima), Pengantar Metodologi Penelitian Kebudayaan
*Penulis adalah mahasiswa FIB UI Prodi Indonesia angkatan 2008

Rabu, 07 September 2011

Sudah Kroniskah "PEnyakit" Ini?

Lagi, SMS masuk pukul 18.23, tanggal 7 Sepember 2011.

Sampai tulisan ini selesai, SMS itu belum kubalas, bahkan tidak niat kubalas dan itu bukan SMS pertama yang tak terbalas sejak 2 Syawal 1432 H. Akan tetapi, ada pula satu, dua SMS yang masuk ke inbox ponselku dan kubalas, itu pun tanpa hasrat. Biasanya hal ini terjadi saat aku sedang “berpenyakit”, tetapi kali ini berbeda, dan berbeda itu dapat saja maksudnya “penyakit” yang kualami sudah kronis, entahlah. Aku yakin sekronis apa pun sebuah penyakit, pasti bisa sembuh, sayangnya aku tak ingin dan masih tak bisa sembuh saat ini.

Sejak tanggal 18 Ramadhan 1432 H terdapat perbedaan, dapat dikatakan saat itulah asal mula “penyakit”-ku kronis. Hari dan tanggal yang tak mungkin akan mudah kulupa, Kamis, 18 Agustus 2011. Tanggal itu cukup bersejarah karena itulah kali ketiga aku harus bolak-balik ke rumah sakit, rumah sakit yang sama selama ketiga kalinya. Aku ke rumah sakit tentu saja bukan karena “penyakit”-ku, lagipula sejak kapan “penyakit” ini terdeteksi oleh alat-alat kedokteran. Lalu, apakah yang menjadikan berbeda? Pertama, ini sudah ketiga kalinya, yang ke-TIGA, sehingga kondisi si Sakit (mamaque) makin parah daripada yang pertama dan kedua. Perbedaan kedua adalah kali ketiga ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, ya..RAMADHAN, menuju 10 malam terakhir Ramadhan tepatnya. Yang ketiga, baru kali inilah masalah administrasi sangat-sangat ribet. Tiga perbedaan yang mampu menciptakan emosi kesedihan dan ternyata dapat memancing aura “penyakit”-ku.

Ya, sejak tanggal bersejarah itulah……:

• Mulai banyak orang yang menanyakan, “Udah semester berapa?”, setelah kujawab, banyak doa bertaburan seperti, “Moga cepet lulus.” Alhamdulillah.. memang beginilah nasib anak bontot, sebagai satu-satunya anak yang masih tanggungan orangtua, ditanya-tanyain.

• Makin kenal seutuh-utuhnya tiap anggota keluarga, dan tersadar bahwa kami baru beramal jama’I sangat erat ketika ada suatu kasus. Tahun 2007, tepatnya 2 Februari (ini pun tanggal yang tak mudah dilupa), saat banjir di rumah, kami pun mantap banget amal jama’i-nya. Oia, di kedua waktu tersebut juga harus merelakan tidak ikut agenda keislaman SMA, KRENASI (3 Feb’07,acara Muharram) dan STARF (21 Agst’11, acara bukber , bulan RAMADHAN).

• Tidur makin sembarangan tempat, tidak tentu, dan terburu-buru. Maksudnya tidur terburu-buru adalah tidak nyadar tidur saking capenya dan bangun dengan kaget.

• Mulai kepikiran hal yang sebelumnya males dipikirin dan itu aneh banget pikirannya, apakah itu? Bahkan sekarang nulisnya pun eeerrrr banget, tetapi makin ngerasa butuh, ya baiklah, emang butuh, yaitu pasangan hidup. Penyebabnya bisa saja karena lingkungan. Biasanya sehari-hari hidup di lingkungan mahasiswa yang “ideal” atau idealis itu, terus semenjak tanggal tersebut lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, kemudian kedatangan tetangga, sanak saudara, dan itulah kehidupan sesungguhnya yang jauh dari “ideal”.
Pikiran-pikiran aneh mulai dari kisah Siti Nurbaya-Datuk Maringgih-tanpa Samsul Bahri, terus kalo ke suatu tempat atau kemana pun itu entah kenapa berpikir “Jangan-jangan bakal ketemu jodoh gw nih di sini,” Astaghfirullah… dan pernah ngebatin “Kalau saat ini (ketika ngebatin, bukan sekarang) ada yang ngelamar, langsung diterima aja yang penting dia laki-laki.” Astaghfirullah… emang error system banget kayaknya pas mikir seperti itu. Klimaks dari pikiran aneh ini, yaitu saat pulang ke rumah dan para pria menggotong mama keluar dari mobil. Papa dan kakak iparku yang berukuran cukup mini harus mengangkat mama, iya sih dibantuin tetangga juga, tetapi yang muda cuma kakak iparku satu itu,kasihan banget kan .. Sudahlah, jangan aku perpanjang lagi poin terakhir ini, aku yakin ketika kembali berinteraksi dengan anak kampus atau anak sekolah kebuang habislah pikiran aneh itu. Masalah rezeki, salah satunya jodoh, memang termasuk dalam zona wallahu’alam, jadi nikmati saja.


Kejadian yang tak mudah untuk dilupakan ini masih menyisakan sesuatu yang menyedihkan dan yang paling menyedihkan adalah aku tidak sempat mengucapkan selamat tinggal kepada RAMADHAN. JIka RAMADHAN dapat berbicara, mungkin dia akan menanyakan di mana keberadaanku di 10 malam terakhir. Mungkin dia akan menyayangkan ketidakberadaanku di masjid-masjid ketika itu atau paling mungkin adalah dia tidak sudi mengucapkan sepatah kata pun bagi orang-orang yang tertinggal sepertiku, tentu saja karena dia tidak peduli. Walaupun Ramadhan tidak peduli, tetapi Allah sangat peduli. Perhatian Allah sangat luar biasa, Allah memberi cermin yang besar agar dapat kulihat jelas hikmah. Ramadhan 1432 H berlalu terlalu cepat, meski begitu aku merasakan sangat, esensi Ramadhan sesungguhnya, yaitu MENAHAN DIRI. Esensi inilah yang terus kucoba pertahankan dan akan ku gunakan untuk sedikit demi sedikit menghilangkan kekronisan “penyakit”-ku..semoga cepat sembuh