Selasa, 14 April 2015

Setitik Doa

Menghitung hari....

Sehari demi sehari berlalu meninggalkan diri
Semoga cahaya mimpi tetap menemani
Agar teruslah dapat kuhayati jejak perjuangan sebongkah visi

Berjalan tegap demi amanah Illahi
Sedih, perih, rindu, perlahan mesti disingkiri
Biarlah pengorbanan kelak menjadi saksi

Jika bahagia sejati belum ditemui hari ini
Doaku segala harap Allah kan penuhi di hari nanti








@Ibrahim class
15 Apr'15_11.14
Pening

Rabu, 08 April 2015

Cahaya Dunia Itulah Dirimu: Guru (2)

Murid yang cerdas, sholeh, dan kreatif pasti dibentuk oleh guru yang sabar dan luar biasa hebat. Inilah salah satu pengajar favorit saya di sekolah para bintang. Guru yang unik, sangat kreatif, dan eeemmmmm..... saya adalah satu dari sekian banyak fans sang guru ini.

         Di sebuah kelas yang ribut, sang guru memulai dengan sapaan uniknya ditambah ekspresi yang hanya miliknya. Ya, ekspresi itu telah didaftarkan untuknya, hehe . Jika ruang kelas adalah panggung drama, sorotan penonton pasti tertuju pada guru itu. Saya senang sekali melihat kedipan serta binaran matanya yang cling..cling.. seolah memenangkan sepeti emas. Bukan hanya bahasa tubuhnya yang menarik, melainkan segala pelajaran yang diajarkan pun menjadi sangat menarik. Pelajaran sang guru tidak pernah membosankan, tidak ada yang dinamakan pelajaran yang sulit, semua pelajaran serta pembelajaran menjadi sangat mudah. 

         Tahun yang lalu, sang guru mengajarkan pelajaran matematika dan bahasa Inggris, dan mulai terlihatlah keahliannya dalam mengolah media pembelajaran matematika. Menarik, unik! Saya merasakan kebahagiaan sang guru untuk menyiapan media pembelajaran, yang mungkin bagi orang macam saya penyiapan tersebut sangat menyusahkan dan ribet. Namun, baginya, penyiapan itu menyenangkan ;-) LUAR BIASA!

        Cerdas...
         Itulah kesan saya terhadap sang guru. Di dunia ini memang banyak orang cerdas, tetapi orang yang cerdas, sholehah, kreatif, dan baik hati aaah.... sedikit banget dan sang guru itulah salah satu dari yang sedikit itu. Ini hanya sedikit apresiasi saya terhadap sang guru, yang juga termasuk sahabat seperjuangan saya dari jenjang SMA. Saya banyak belajar dan harus terus belajar dari dirinya. Kekonsistenan dan semangatnya berjuang sungguh dahsyat. Dirinya tidak luput dari kesalahan, tapi saya tetap mencintainya.

Ana Uhubbuki Fillah


Sulaiman class


Musa class

@Sulaiman class
9 April 2015_ pkl. 11.22

Minggu, 05 April 2015

Tentang Sebuah Training

Yel-yel "Guru Istimewa":

Kami guru, istimewa...
Lembut namun berwibawa..
Penuh percaya diri,
Kreatif dan semangat..
Kami guru...Istimewa

Guru istimewa.....

YESS..!!!

         Itulah salah satu salam pembuka yang disampaikan trainer saat saya dan ketiga sahabat dari sekolah para bintang mengawali training. Training ini diselenggarakan oleh penggagas sekolah berdasarkan karakter, yaitu Ibu Ratna Megawangi dan Bapak Sofyan Djalil, di gedung IHF, Cimanggis, Depok. Baiklah, training ini memakan banyak waktu, bayangkan 6 hari! Bagi saya itu waktu yang cukup panjang untuk dimanfaatkan dengan mengerjakan RPH apabila kegiatan mengajar telah selesai (padahal belum tentu dikerjakan juga sih :p ).

         Meninggalkan rumah selama sepekan sih, bukan hal yang sulit bagi saya, secara ketika kuliah pun seperti itu. Yang berat saya tinggalkan adalah bintang-bintang Nuh. Tumben sekali kan. Alasannya mudah, sebenarnya rehat dari kegiatan mengajar saya senang banget, jika RPH saya selama sepekan saat saya pergi sudah mantap dan tools pengajaran sudah rapi. Alhamdulillah, sepekan training bertepatan dengan jadwal outbound dan tanggal merah, jadi saya hanya meninggalkan para bintang 3 hari masa sekolah.

         Lalu seberapa pentingkah training tersebut, sampai-sampai sekolah rela ditinggalkan 4 orang wali kelasnya berbarengan selama 3 hari? Pentingkah?. Yeah, penting untuk belajar perkembangan sebuah sekolah yang dari tahun 2000 telah konsisten menjalankan konsep sekolah yang "beda", saya rasa demikian. Beda karena semua berlandaskan karakter, tanpa penilaian angka pada raportnya, dan sukses mengundang sekolah dari seluruh wilayah Indonesia untuk bersama membangun karakter bangsa melalui pendidikan.

         Sudah sepatutnya tarbiyah (pendidikan) menjadi landasan pembangunan bangsa. Dimulai dari tarbiyah pulalah dibangunkan mental-mental pejuang. Bagaimana mungkin kita berlepas  dari amanah pertama, sebelum kita menjadi apa-apa, yaitu sebagai da'i atau penyeru atau bahasa kerennya bernama "guru".

         Ini baru pre-prolog mungkin atas berbagai kesan dan pembelajaran selama training sepekan. Semoga saya bisa lebih banyak berbagi atas yang telah saya dapatkan selama training. Dan, ikrar yang saya sungguh harus menyakini diri dengan semantap-mantapnya untuk diucapkan: saya siap belajar menjadi guru istimewa di hadapan Allah (bagi dunia)! In sya Allah.






@ruang
5 Apr'15_ 17.53
Ditemani bunyi geluduk yang bersahut-sahutan