Senin, 22 Februari 2016

Mereka yang Luar Biasa

Sejak saya mengajar, tiap tahunnya ada saja cerita tentang sang bintang yang saya dokumentasikan dalam blog ini. Tahun ini? Belum atau mungkin tidak. Ada apa?

         Setiap bintang dan angkatan di sekolah saya khususnya, punya cita rasa masing-masing. Inilah puncak saya tanpa rasa. Mungkin karena saking banyak tugas atau kedekatan hati dengan anak-anak yang kurang baik. Setiap muncul ide untuk cerita, tiba-tiba lenyap tergerus kesibukan sampai kelupaan.

         Nah, kan, saya lupa apa yang mau diungkapkan. Kelas saya ini luar biasa hingga membuat saya kehabisan kata-kata. Sebab mereka sangat luar biasa itulah, tidak cocok disejajarkan dengan saya, seorang pendidik yang biasa di luar.  :-P


@ruang
22Feb'16_ 18.10

Kapan Siap?


Pada waktu yang tepat, in sya Allah saya siap.
Tenang, saya sedang bersiap-siap.
Segala persiapan telah terjajarkan.
Pintu-pintu akan dibukakan dengan beberapa anak kunci.

Sambil di hati kecil ini berujar,
"Larilah!,"
"Persiapan sematang apa pun, tidak akan membuatmu siap,"
"Semoga anak kunci yang dibawa semua salah dan bom segera meledakkan yang terjajarkan"

Menunggu-nunggu ketetapan apa yang digariskan takdir.
Mencoba menerka dengan takut dan  terus menyakinkan keresahan.
Siapa sangka, siap atau tidak bukan perkara kapan.

Karena ia berupa
: keputusan!




@ruang
22Feb'16_ 18.00

Sabtu, 13 Februari 2016

Long Time to Cook

Alhamdulillah... setelah sekian lama sang suami minta pepes, akhirnya baru terkabulkan hari ini. Bukan karena bertepatan dengan Valentxxxx atau ada momen khusus apa pun, hanya takdirnya memang masak pepes hari ini. Berbeda dengan hari minggu sebelumnya, entah kenapa hari ini setelah bangun tidur moodnya sudah bagus, makasih ya Allah. Berawal dari mood yang bagus itulah saya berani coba-coba hal yang tidak pernah saya lakukan sebelumnya, yaitu masak "pepes".

         Memasak itu memang menyenangkan, apalagi jika hasilnya enak, wuuiiiih double bahagianya. Terus terang dalam memasak saya pernah gagal beberapa kali, tapi alhamdulillah lebih banyak suksesnya, hehehe... Hal lain yang saya syukuri adalah punya suami yang selalu menyemangati sang istri untuk mencoba masakan baru. Kata beliau siih, karena saya punya bakat masak (semoga jujur yah, suami saya). Ketika menu masakan baru saya gagal, menurut saya, suami saya tetap saja mau makan, mengharukan kan?

         Dua pekan lalu, saya mencoba menu masakan western dan agak luar negeri-lah, alhamdulillah berhasil. Nah, minggu ini, kami dapat oleh-oleh ikan peda dari kampung suami, dan dari kemarin-kemarin suami request untuk dipepes saja. Secara teori resep, saya sudah nanya ke mertua, hanya saja aplikasinya belum. Akhirnya, mumpung lagi libur dan bisa mengeksplorasi pasar plus mood yang oke, hari ini terwujudnya masak pepes.

         Mulai dari jam setengah delapan pagi sampai jam 12, saya sibuklah mengolah bahan-bahan, mulai dari belanja ke pasar dan proses memasak. Bahkan sampai saya menulis blog ini pun, masih proses masak dua pepes ikan lagi. Ternyata, rempong yaah. Saya belum tahu rasanya bagaimana, yang penting matang dulu, hihihi. Pengalaman yang baru banget bagi saya adalah menggunakan berbagai macam dedaunan dan bumbu dapur secara berbarengan saat memasak pepes ini. Wah, masakan ini Indonesia sekali yah.

         Saya menarik kesimpulan bahwa orang Indonesia itu telaten dan sabar banget dalam hal memasak. Coba saja lihat dari menu masakan Indonesia yang membutuhkan proses masak yang lama. Bukan hanya itu, masakan Indonesia juga khas bumbu masak yang beragam, seberagam budaya serta masyarakat Indonesia. Seharusnya saya lebih banyak belajar masak Indonesian food niih. Semoga lain kali jika ada waktu dan mood yang bagus bisa coba masakan yang lebih ribet dan menantang.

@ruang
14 Feb'16_ 13.25