Kamis, 30 Juni 2011

kemarin, hari ini, dan nanti

Kangen dengan Rohis yang dahulu
Walau si ikhwan rada kaku
Para akhwat pun pemalu
Namun akhlaknya insya Allah baik untuk ditiru

Jika diingat lagi
Syuro Rohis tak memakai emosi
Memang ada silang pendapat sana-sini
Tapi tetap diselesaikan dengan ketenangan hati

Mana Rohis yang terkenal sopan kepada guru
Meskipun dimarahi masih sempat senyum tersipu
Dan hanya terdengar jawaban, “iya Bu…”
Hingga guru pun tak banyak menyimpan ragu

Rohis yang kurindu
Mengapa warnamu kini kelabu
Di tengah persaingan engkau membisu
Orang sekelillingmu jadi menggerutu

Kutahu Rohisku tidaklah pergi
Tak setuju pula bila dikatakan mati suri
Mungkin dia hanya (kembali) mencari jati diri
Menuju kebenaran hakiki

Sekarang bukan saatnya berputus asa
Karena kuyakin harapan itu selalu ada
Rohis kami yang dibangun dengan air mata
Harus diperjuangkan dengan semangat membara


Kami sadar hari esok itu belum pasti
Oleh karenanya kami mulai bergerak hari ini
Jika waktu telah menghentikan langkah kami nanti
Semoga Rohis terus mencetak para generasi Rabbani


24 Juli’10
~ba’da pembicaraan luar biasa berduaan dengan al-Ukh di sudut masjid sekolah yang mulai tak terisi~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar