Rabu, 28 Maret 2012

Menulis?


Sesusah apakah menulis itu?
Itu adalah satu pertanyaan yang harus ditanyakan berulang-ulang kepada diri saya sendiri. Seringkali saya merasa zalim karena tidak menyalurkan sekian banyak ide dan pelajaran yang saya temukan di perjalanan. Bahkan di banyak perjalanan yang hampir 22 tahun saya lalui.

Saya lucu sendiri jika ingat sejumlah tulisan saya yang hanya sampai setengah matang atau dapat dikatakan setengah jadi, itu pun baru berupa leksem (belum dituang menjadi kata). Bukan hanya dua-tiga tulisan, melainkan lebih banyak lagi. Sayang juga, padahal tulisan itu bagus (menurut saya, haha), walaupun saya tidak memohon plus memelas kepada orang lain untuk baca postingan saya. Bagi saya, menulis merupakan bentuk nyata dan sederhana dari pergerakan. Engkau tidak perlu menunggu kepedulian atau perhatian orang lain untuk memulai aktivitas, bukan? Betapa repotnya jika kita baru makan ketika ada orang yang dengan kasihan memberi kita sebungkus nasi atau kita harus mengemis dulu untuk bisa makan. No! Mampukanlah diri kita agar bisa makan tanpa harus menunggu pemberian orang. Tidak perlu peduli harus makan dengan apa, asal kan halal. Sama halnya dengan tema tulisan, bebaskan saja diri kita mampunya menulis apa, asal tidak menghina dan menjatuhkan orang lain.

Pertanyaan kedua yang selalu saya ulang juga, yaitu..Kenapa saya menulis?

Eemm.. mungkin karena saya butuh tulisan itu sebagai cambuk ketika saya jatuh dan sebagai pembelajaran sekaligus evaluasi tersirat bagi diri saya sendiri. Jika kebetulan ada orang lain yang membaca, saya hanya menyakini, di dunia ini tidak ada yang kebetulan. ;-)


Rabu, 28 Maret’12_di tengah timbunan deadline skripsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar