“Berisik amat dah..”
Itu reaksi pertama ketika kuterbangun
dari tidur singkat di Deborah siang itu.
“Ihh..niy abang, suaranya lumayan
asyik, sangat lepas.”
Itu reaksi selanjutnya setelah
mata udah melek utuh.
“Emm..ini lagunya siapa sih yang
dinyanyiin, bagus deh..”
Satu demi satu komentar dalam
hati terus mengalir seiring irama yang dibawakan Si Abang Pengamen.
Si abang
pengamen itu mungkin seusiaku. Memang tidak dapat kulihat wajahnya yang menghadap ke
sisi yang berlawanan dari tempatku duduk, tapi dari suaranya aku dapat menerka kisaran
usianya. Suaranya sangat lepas mendendangkan bait-bait lagu. Sangat asyik. Dari
segi vokal, sebenarnya banyak juga pengamen yang bersuara asyik seperti itu.
Akan tetapi, aku mampu menangkap beberapa keistimewaan dari Si Abang Pengamen ini
yang jarang sekalli dimiliki oleh pengamen-pengamen bersuara emas di bus. Apalagi
ketika Si Abang Pengamen ini menyanyikan lagu Nidji (yang baru aku tahu setelah
lagu hampir berakhir) berjudul “Tuhan Maha Cinta”. Suaranya menggelegar
melebihi suara Giring deh, pokoknya. Yang paling penting lagi adalah suaranya tidak
fals sehingga terdengar enak dinikmati.
Si Abang
Pengamen itu sangat mendalami lagu yang dibawakan. Dia tdak hanya nyanyi
cuap-cuap gitu, semua badannya bergerak sambil memetik gitar. Ada yang perlu
diluruskan sedikit, Si Abang Pengamen ini hanya bergerak ringan di tempat yaa,
bukan mondar-mandir di dalam bus. Gerakannya pun seirama dengan nada lagu dan
petikan gitar, bukan joget ga jelaas.. >_<
Aku yang saat
itu hanya mendengar suaranya saja sudah ngos-ngosan, tapi suara si Abang itu
sangat luar biasa karena tidak ada kesan cape
atau kehabisan nafas. Tiga atau empat lagu dibawakannya dengan sangat all out, menurutku Si Abang itu nyanyi sebebas-bebasnya,
serasa di ruang terbuka, dan bagiku itu positif. Positifnya apa? Coba kalo
nyanyinya malu-malu, suaranya pelan, pada
ga bangun tuch orang-orang di Deborah. Nyanyi bebas itu, tidak
teriak-teriak yaa, harap bedakan. Contoh bersuara bebas kayak orang latihan
drama gitu deh, harus lepas, jelas, dan tegas suaranya. Tentu tidak boleh
sumbang karena pake suara perut. Muatan lagu yang dibawakan (Nidji_Tuhan Maha
Cinta) juga dahsyat. Ini dia:
Nidji Tuhan Maha Cinta
tahukah Tuhanmu selalu hidup di dalam hatimu
cinta dariNya menjawab semua masalahmu
Dia mendengar,melihat dan selalu berfirman
perangi neraka di dalam hatimu
damaikan jiwamu dengan cinta Dia
memberi yang ikhlas kepada yang butuh
bersyukurlah terus tanpa kenal waktu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
serukan, ikhlaskan, pasrahkanlah hanya kepadaNya
cintaNya adalah jawabanNya karena Tuhanlah Maha Cinta
karena Tuhanlah Maha Cinta
Setelah
selesai dengan lagu-lagunya, Si Abang Pengamen itu menggulung koran sebagai
tempat uang. Saat Abang itu mengitari satu demi satu bangku penumpang, baru
kulihat keringat yang bercucuran di kepala dan badannya. Eemm, luar biasa. Ucapan
terima kasih yang disampaikan Si Abang juga disertai tatapan dan senyuman
terhadap penumpang yang menaruh uang ke dalam gulungan koran tersebut.
Banyak
pelajaran yang dapat kuambil dari Si Abang inspiratif ini, mulai dari
kesungguh-sungguhan, semangat, percaya diri, sampai ke adab. Jika kau ingin meraih sesuatu, lakukanlah
sebaik-baiknya dan dengan kesungguhan setinggi-tingginya. Jangan kita bersusah
payah memikirkan hasil akhir, berani bergerak sajalah dulu, insya Allah
kekuatan dan semangat, Allah-lah yang menciptakan untuk kita nantinya. Ketika kau
yakin dan percaya diri terhadap langkah yang kau ambil, orang lain pun akan
mampu merasakan “ruh” itu.
Aku merasa Si Abang Pengamen
telah mampu bersyukur atas segala yang diberikan Allah padanya, lalu bagaimana
dengan kita???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar