Selasa, 14 April 2015
Setitik Doa
Sehari demi sehari berlalu meninggalkan diri
Semoga cahaya mimpi tetap menemani
Agar teruslah dapat kuhayati jejak perjuangan sebongkah visi
Berjalan tegap demi amanah Illahi
Sedih, perih, rindu, perlahan mesti disingkiri
Biarlah pengorbanan kelak menjadi saksi
Jika bahagia sejati belum ditemui hari ini
Doaku segala harap Allah kan penuhi di hari nanti
@Ibrahim class
15 Apr'15_11.14
Pening
Rabu, 08 April 2015
Cahaya Dunia Itulah Dirimu: Guru (2)
Minggu, 05 April 2015
Tentang Sebuah Training
Yel-yel "Guru Istimewa":
Kami guru, istimewa...
Lembut namun berwibawa..
Penuh percaya diri,
Kreatif dan semangat..
Kami guru...Istimewa
Guru istimewa.....
YESS..!!!
Itulah salah satu salam pembuka yang disampaikan trainer saat saya dan ketiga sahabat dari sekolah para bintang mengawali training. Training ini diselenggarakan oleh penggagas sekolah berdasarkan karakter, yaitu Ibu Ratna Megawangi dan Bapak Sofyan Djalil, di gedung IHF, Cimanggis, Depok. Baiklah, training ini memakan banyak waktu, bayangkan 6 hari! Bagi saya itu waktu yang cukup panjang untuk dimanfaatkan dengan mengerjakan RPH apabila kegiatan mengajar telah selesai (padahal belum tentu dikerjakan juga sih :p ).
Meninggalkan rumah selama sepekan sih, bukan hal yang sulit bagi saya, secara ketika kuliah pun seperti itu. Yang berat saya tinggalkan adalah bintang-bintang Nuh. Tumben sekali kan. Alasannya mudah, sebenarnya rehat dari kegiatan mengajar saya senang banget, jika RPH saya selama sepekan saat saya pergi sudah mantap dan tools pengajaran sudah rapi. Alhamdulillah, sepekan training bertepatan dengan jadwal outbound dan tanggal merah, jadi saya hanya meninggalkan para bintang 3 hari masa sekolah.
Lalu seberapa pentingkah training tersebut, sampai-sampai sekolah rela ditinggalkan 4 orang wali kelasnya berbarengan selama 3 hari? Pentingkah?. Yeah, penting untuk belajar perkembangan sebuah sekolah yang dari tahun 2000 telah konsisten menjalankan konsep sekolah yang "beda", saya rasa demikian. Beda karena semua berlandaskan karakter, tanpa penilaian angka pada raportnya, dan sukses mengundang sekolah dari seluruh wilayah Indonesia untuk bersama membangun karakter bangsa melalui pendidikan.
Sudah sepatutnya tarbiyah (pendidikan) menjadi landasan pembangunan bangsa. Dimulai dari tarbiyah pulalah dibangunkan mental-mental pejuang. Bagaimana mungkin kita berlepas dari amanah pertama, sebelum kita menjadi apa-apa, yaitu sebagai da'i atau penyeru atau bahasa kerennya bernama "guru".
Ini baru pre-prolog mungkin atas berbagai kesan dan pembelajaran selama training sepekan. Semoga saya bisa lebih banyak berbagi atas yang telah saya dapatkan selama training. Dan, ikrar yang saya sungguh harus menyakini diri dengan semantap-mantapnya untuk diucapkan: saya siap belajar menjadi guru istimewa di hadapan Allah (bagi dunia)! In sya Allah.
@ruang
5 Apr'15_ 17.53
Ditemani bunyi geluduk yang bersahut-sahutan