Selasa, 23 Juli 2013

Tentang Mimpi (lagi?)

Dua hari yang lalu, seorang teman menyinggung seputar mimpi (baca: harapan) di sebuah grup sosial media. Kami menyebutnya mimpi bersama di kala kuliah, terutama ketika skripsi. Saya hanya tertegun, antara mengiyakan dan mempertanyakan. Dalam hal ini saya tidak mempermasalahkan tentang kesanggupan karena semua hal positif memang selayaknya kita sanggupkan. Akan tetapi, satu hal yang mengganjal: benarkah mimpi di kala kuliah itu adalah suatu yang benar untuk dipertahankan hingga nanti?

Hampir setahun saya mengecap dunia profesional atau karier menjadikan mata dan hati lebih terbuka. Dari sanalah saya mengenal lebih banyak sudut pandang dalam memilih, kemudian menilai dan selanjutnya menentukan langkah. Bukan hanya itu, kejujuran dan toleransi pun semakin terasah. Jika begitu, masih layakkah saya mempertahankan mimpi di kala kuliah? Pertanyaan ini pun mnggantung di "keraguan" jiwa.

Tulisan ini bukan ingin menjawab keraguan saya, melainkan mempermainkan pikiran saya perihal mimpi. Mungkin saya sedang tidak mencari jawaban, tetapi sedang berusaha menemukan kesungguhan. Kali ini saya tidak boleh salah dalam mengungkap sekecil apa pun sebuah harapan. Segalanya harus dengan kesungguhan penuh. Mengapa? Karena saya tahu Allah Maha Mendengar sebisik-bisiknya sebuah mimpi dan harap.

Sekarang, izinkan hamba menemukan kesungguhan untuk menuju-Mu, Rabb. Sebaik-baiknya cara untuk menuju-Nya, itulah satu mimpi yang pasti memiliki banyak jalan. Lalu peta manakah yang harus saya pakai agar jalan yang saya ambil tidak buntu serta tepat tujuan? Wallahu'alam

@ruang_ 23Juli'13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar