Di antara kami tidak ada jurang curam dalam, tiada pula tembok besar penghalang, tak ditemukan jua ombak penghempas karang. Tidak!
Di tengah kami hanya visi serta mimpi, adapun secercah harap cemas keberhasilan, serta sewujud semangat dalam juang. Ya!
Ketika kumpulan manusia bersatu, memang tidak mudah merangkum pendapat untuk mendapat kata "sepakat" dengan cepat. Itulah gambaran umum kami, para pembelajar di SDIT Al-Kawaakib. Dalam banyak hal kami saling bersilang pendapat. Namun, itulah yang membuat kami kaya. Sebutlah di sekolah ini terbagi dua tim: tim pelaksana dan tim pengolah. Tim pengolah berfungsi menggodok konsep, mendiskusikan, menjadi otak pertama pelaksanaan, dan memfasilitasi kegiatan. Tim pelaksana berfungsi show up terhadap konsep-konsep tim pengolah, ujung tombak keberhasilan dapat dikatakan demikian. Lantas apakah tanpa rintangan kebersamaan kami? Tentu tidak.
Cemburu pasti ada. Mungkin karena ada hal-hal yang tidak saling kami mengerti. Hal umum yang sering terdengar dikeluhkan adalah jam kehadiran dan tingkat "keletihan". Tim pelaksana kadang merasa berat terhadap jam yang superketat ditambah pula tugas membimbing para bintang dengan ekstra. Mungkin sempat berdesir di dalam hati sebagian orang dari tim pelaksana yang iri terhadap pekerjaan tim pengolah yang lebih ringan. Ini bukan suatu kesengajaan untuk berprasangka, hanya faktor keletihan yang kadang mengusik jiwa sampai terdesirlah kata-kata.
Perbedaan adalah kekayaan kami. Lapang hati adalah kunci persatuan kami. Sampai saat ini, kesejahteraan umat menjadi mimpi kami untuk selalu kembali menata hati dalam berprasangka baik terhadap saudara-saudari kami. Kita hanya manusia yang memiliki kecenderungan untuk menguasai segala, hingga tanpa sadar sekali-kali kita dikuasai hawa nafsu pribadi.
Wallahu'alam
@ruang
_19 okt'13_ 08.55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar