Selasa, 15 Oktober 2013

Suara Hati Fanya (Fiksi Bersambung)

Benci aku dengan kehidupan. Hidup yang membawaku mengenal orang-orang pengumbar kebohongan. Jenuh. Jenuh berpura-pura peduli, itulah yang aku lakukan setiap hari. Ingin melangkah jauh pergi, tapi aku hanya mampu bergemul dengan harapan tanpa wujud. Mungkinkah aku beralih sadar untuk mendekap syukur serta pasrah terhadap keadaan saat ini? Jika tidak, entah kapan aku berhasil meloncati kenyataan menuju impian yang sangat ingin kucapai.

Fanya merebahkan diri sambil meletakkan kepalanya di atas rumput, bawah pohon. Saat raga jatuh terkulai ke tanah, pikirannya jauh mengangkasa.



oleh @vtrial, 15okt'13
20.43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar