Terima kasih telah memberiku air mata baru.
Di setiap ucap yang kau baluri semangat tapi selalu berakhir semu.
Berikan, berikan lagi semua strategi yang kau anggap jitu.
Mungkin harus kulapisi hati dengan kesabaran agar tak lagi beku.
Yang kau sarankan selalu benar, hanya diriku yang banyak keliru.
Di satu titik: hati ini terus membenarkan dan mematuhimu.
Namun, tak kuasa kudengar cinta berteriak, "Palsu..".
Saat gerak dan tulus tiada menyatu,
Yakinlah, itu semua hanya karena khilafku.
@ruang
2Juli'15_ 21.56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar