Senin, 25 November 2013

Bukan Sekadar Frustasi

Frustasi gara-gara si Bintang? Pernahkah?

Beberapa pekan terakhir harus diakui tensi tinggi menghadapi bintang, khususnya di Galaksi Ibrahim. Lumayanlah bikin suara menggelegar dibanding biasanya. Terdapat satu bintang yang memiliki kekurangan fisik, kami menyebutnya ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), dia mungkin menjadi salah satu latar belakang kefrustasian itu. Namun, bagi saya bukan bintang tersebut yang membuat pikiran saya berkecamuk. Ada seorang bintang perempuan, di galaksi yang sama, yang sungguh entah mengapa mampu mengiris hati. Dia selalu brutal terhadap sang bintang berkebutuhan khusus yang telah saya sebutkan. Selain sikapnya brutal, ucapannya juga sangat ketus.
        Seharusnya saya sebagai orang dewasa lebih memaklumkan perilaku kekanakan sang bintang ini. Akan tetapi, rasa sedih muncul bertubi setiap mendengar celetukannya yang apa adanya. Ya, apa adanya, walau pedas terdengar telinga.
         Apakah kehidupan modernisasi mengubah cara bicara anak? Yang awalnya lugu malu-malu menjadi bebas tanpa hormat atau yang tadinya serba ingin tahu menjadi merasa sok tahu? Begitukah?
         Sang bintang itu tidak mungkin disalahkan. Saya pun sebatas sedih bukan dendam. Bagaimana tidak sedih jika sang bintang berasal dari keluarga yang mengaji? Bukan dari keluarga yang berbicara seenaknya di jalan-jalan. Ya, itulah tugas para pendidik, salah satunya saya. Enyahkan semua latar belakang masing-masing bintang karena mereka membutuhkan pengarahan yang sama. Ditunjukkan ke arah yang sama dengan metode berbeda, sesuai pemahaman masing-masing.
         Subhanallah , tugas peradaban lebih besar. Bahkan lebih besar dari rasa sedih di hati-hati kita. Allah ingin menunjukkan arti sebuah perjuangan, kesungguhan. Semoga saya termasuk golongan yang tetap gigih berjuang, walau tertatih, bukan termasuk golongan yang tersisih. Doa yang sama pula bagi Anda yang membaca.

@ruang
25 Nov'13_ 21.19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar