Saya memang bukan penulis profesional. Akan tetapi, saya sangat menggemari tulisan dan bercita-cita punya tulisan mandiri. Jika tulisan saya yang tercecer dari beberapa tahun lalu disatukan, mungkin sekarang sudah jadi beberapa jilid buku (tentu saja harus diedit plus-plus dulu sebelumnya, hahai). Menulis itu sebaiknya memang tidak ada tuntutan macam-macam. Kenapa? Ya karena dengan begitu akan memudahkan kita untuk menulis dan tidak menjadikan aktivitas "menulis" sebagai beban. Oleh karena itu, untuk jadi penulis kayaknya harus punya ke-PEDE-an yang tinggi. Menulislah sesuai kemampuan kita, seenaknya kita menyampaikan ide, tanpa harus mengingat rambu-rambu penulisan. Bagi saya inti menulis itu cuma butuh satu sikap, yaitu jujur, selebihnya akan ngikut nantinya.
Kok saya agak sok tahu tingkat dewa gini ya? Ah, tidak masalah, yang penting saya selalu menikmati tulisan saya seburuk apa pun itu. Ciri-ciri menikmati tulisan sendiri adalah ketika kita baca ulang tulisan kita di kemudian hari, terdengar sayup-sayup hati kecil berkata, "Kok gue bisa nulis kayak begini yah?", atau jika yang kita tulis sebuah karya sastrawi (puisi sih kebanyakan), hati kecil kita akan berkata, "Ini maksudnya apaan siy, kok gue yang bikin aja ga ngerti. Beneran nih, puisi ini gue yang nulis?"
Nah, jadi nulis aja deh dulu dengan kejujuran, resapi tiap huruf yang berbaris rapi membentuk bangunan-bangunan kalimat serta paragraf. Menulislah maka kita ada. Menulislah untuk menciptakan jejak-jejak sejarah hidup kita, walau itu sederhana.
oleh Fitri Apriliani Lestari
Alumni Prodi Indonesia UI
yang sekarang hanya karyawan biasa penggemar sastra
_2 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar