Dari kemarin hingga hari ini,
lintasan peristiwa dan situasi banyak saya temui. Beberapa jam yang lalu saya merasa “over-info”
atas hal tersebut sampai mengakibatkan
kepusingan di kepala, tidak fokus, dan lain-lain. Menurut saya, jalan yang
tepat untuk menghilangkan ke-“over-info”-an, yaitu dengan berbagi atau menulis.
Entah kenapa dari banyak lintasan
peristiwa dan situasi yang saya alami, yang paling tertanam di kepala saya
adalah LAKI-LAKI. Padahal ada hal memusingkan lain, tapi yang bikin saya iri,
heran, tertarik, dan sebagainya adalah mengenai hal ini: LAKI-LAKI. Ini hanya
pandangan saya saja, dari sudut pandang wanita.
Asma Nadia menulis di salah satu
novelnya berjudul Istana Kedua, begini: “Jika
cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak
bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan.”
Untuk saat ini saya menulis random saja deh, yang penting
tersalurkan kepusingan saya.
Sedikit informasi, saya masih
suka kok dengan lelaki dan bagi saya: Lelaki itu bukan untuk dibenci, melainkan
untuk diwaspadai (untuk yang belum bersuami ya!)
Ini tentang sebongkah hati, di
usia tanggung atau sedang mencari jati diri
Ya, masalah hati dari sisi
berbeda, yaitu antara perempuan dan laki-laki
Jika perempuan terkesan cukup
berhati-hati dengan hati
Lain halnya dengan laki-laki
Walau kita semua sadari masalah
hati merupakan hak asasi
Kini saya hanya ingin berujar
tentang laki-laki
Agar segala perempuan dapat
mempersiapkan diri
:Dia pintar sekali membangun
mimpi
Diumbarlah berbagai janji-janji
Katanya gunung tertinggi akan didaki
Luas samudra akan disebrangi
Karena cintanya tidak mengenal
tepi
Ooh, dia pun mengungkapkan bahwa
dirimu bak peri
Satu-satunya wanita tempat
berlabuhnya cinta sejati
Lalu kau percaya kata-katanya dan
terus menanti,
kata-kata indahnya yang
menjadikanmu serasa permaisuri,
dengan cepat memasuki hatimu yang
kauanggap tak sepi
Namun, ketika kau terlambat
sadari
Segala romansa yang dia beri
hanya buaian tiada pasti
Serta berapa saat lamanya dia pun
entah kemana pergi
Tanpa jejak sehingga tak dapat
kau cari
Kemudian kau kan bingung sendiri
Ingin melupakan, tapi dirinya di
hatimu telah terpatri
Sudah, tak ada lagi yang mesti
kau sesali
Yakinlah lelaki sejati bukanlah
pemilik ribuan janji
Yang mudah berpindah dari satu
hati ke berbagai hati
Jangan gampang menyerahkan hatimu
untuk sepotong mimpi
Jika belum terucap satu janji di
hapadan wali dan saksi,
..dan dilakukannya semata karena
illahi Rabbi
~aku yang mungkin saja termasuk
kau
27 Mei 2012, 9.52 PM
(Fitri Apriliani Lestari_Prodi
Indonesia UI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar