Minggu, 27 Mei 2012

Boys..sorry!


Dari kemarin hingga hari ini, lintasan peristiwa dan situasi banyak saya temui. Beberapa jam yang lalu  saya merasa  “over-info”  atas hal tersebut sampai mengakibatkan kepusingan di kepala, tidak fokus, dan lain-lain. Menurut saya, jalan yang tepat untuk menghilangkan ke-“over-info”-an, yaitu dengan berbagi atau menulis. 

Entah kenapa dari banyak lintasan peristiwa dan situasi yang saya alami, yang paling tertanam di kepala saya adalah LAKI-LAKI. Padahal ada hal memusingkan lain, tapi yang bikin saya iri, heran, tertarik, dan sebagainya adalah mengenai hal ini: LAKI-LAKI. Ini hanya pandangan saya saja, dari sudut pandang wanita. 

Asma Nadia menulis di salah satu novelnya berjudul  Istana Kedua, begini:  Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan.” 

Untuk saat ini saya menulis random saja deh, yang penting tersalurkan kepusingan saya.
Sedikit informasi, saya masih suka kok dengan lelaki dan bagi saya: Lelaki itu bukan untuk dibenci, melainkan untuk diwaspadai (untuk yang belum bersuami ya!)

Ini tentang sebongkah hati, di usia tanggung atau sedang mencari jati diri
Ya, masalah hati dari sisi berbeda, yaitu antara perempuan dan laki-laki
Jika perempuan terkesan cukup berhati-hati dengan hati
Lain halnya dengan laki-laki
Walau kita semua sadari masalah hati merupakan hak asasi

Kini saya hanya ingin berujar tentang laki-laki
Agar segala perempuan dapat mempersiapkan diri

:Dia pintar sekali membangun mimpi
Diumbarlah berbagai janji-janji
Katanya gunung tertinggi akan didaki
Luas samudra akan disebrangi
Karena cintanya tidak mengenal tepi
Ooh, dia pun mengungkapkan bahwa dirimu bak peri
Satu-satunya wanita tempat berlabuhnya cinta sejati

Lalu kau percaya kata-katanya dan terus menanti,
kata-kata indahnya yang menjadikanmu serasa permaisuri,
dengan cepat memasuki hatimu yang kauanggap tak sepi
Namun, ketika kau terlambat sadari
Segala romansa yang dia beri hanya buaian tiada pasti
Serta berapa saat lamanya dia pun entah kemana pergi
Tanpa jejak sehingga tak dapat kau cari
Kemudian kau kan bingung sendiri
Ingin melupakan, tapi dirinya di hatimu telah terpatri
Sudah, tak ada lagi yang mesti kau sesali

Yakinlah lelaki sejati bukanlah pemilik ribuan janji
Yang mudah berpindah dari satu hati ke berbagai hati
Jangan gampang menyerahkan hatimu untuk sepotong mimpi
Jika belum terucap satu janji di hapadan wali dan saksi,
..dan dilakukannya semata karena illahi Rabbi


~aku yang mungkin saja termasuk kau
27 Mei 2012, 9.52 PM
(Fitri Apriliani Lestari_Prodi Indonesia UI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar